Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tentang Pable, startup pengolahan limbah tekstil dari Surabaya

BBanyaknya limbah tekstil yang jatuh ke tanah dan tidak dapat terurai memperparah pencemaran lingkungan. Hal inilah yang dirasakan Aryenda Atma dengan mendirikan startup pengolahan limbah tekstil bernama Pable.

Setelah mengundurkan diri sebagai juru bicara sebuah perusahaan komputer besar, ia kembali ke Surabaya dan mendirikan Pable pada tahun 2021. Startup yang ia luncurkan ingin menjawab pertanyaan tentang sampah, khususnya sampah tekstil. Mengutip majalah National Geographic pada Maret 2021, sekitar 8,2% sampah Jakarta adalah sampah tekstil.

Dia percaya bahwa kehadiran Pable dapat menawarkan opsi baru untuk produksi dan konsumsi produk. Salah satunya adalah penerapan ekonomi sirkular. Bentuk perekonomian ini berbeda dengan bentuk perekonomian dunia yang dominan, yaitu perekonomian linier yang merupakan salah satu penyebab utama limbah tekstil yang menjadi perhatian utama kita. Menurut informasi yang diposting di Forum Edaran Indonesia, 470.000 ton serat terbuang selama proses pembuatan.

Pad Daur Ulang Limbah Tekstil Industri

Aryenda Atma, Pendiri Pable
Aryenda Atma, Pendiri Pable

“Kami sangat yakin bahwa Pable dapat menawarkan pilihan baru untuk konsumsi produk. Di sini kami mengolah limbah tekstil, mengubahnya menjadi benang daur ulang dan mengolahnya kembali menjadi produk baru,” kata Atma.

Dari daur ulang limbah tekstil industri, Pable memiliki beberapa kain tekstil siap pakai yang dapat diaplikasikan pada pakaian dan beberapa produk zero waste yang dapat dijual kembali seperti pouch, keset pintu, serbet, karpet, alas piknik hingga keranjang. . Menghasilkan tanpa limbah, itu saja tentang Pable.

Saat ini, orang memilih untuk menggunakan produk daur ulang dengan lebih cerdas dan memperpanjang umur mereka. “Tidak hanya itu, kita juga dapat mengambil tanggung jawab atas keberlanjutan planet ini dengan cara yang lebih ramah,” tambah Atma.

Konsep mudik dan target 2022

Proses menenun mejaKonsep kembali ke desa menjadi cerita yang tak terpisahkan, dan Pable mencari sebuah desa di Jawa Timur dan secara manual mengolah benang daur ulang menjadi lembaran anyaman. “Misi kami sangat sederhana, memberdayakan masyarakat dan mendukung ekonomi lokal, terutama bagi mereka yang terkena dampak pandemi Covid-19,” kata Atma.

“Ke depan, Pable akan mempersiapkan pembuangan sampah daur ulang konsumen, yaitu sampah rumah tangga yang terbuat dari kain melalui sistem dropbox,” kata Atma. Tujuan kami adalah menerapkan sistem Dropbox pada tahun 2022.

Hari ini, Pable menawarkan kesempatan kepada semua pihak untuk berpartisipasi dalam gerakan, menerima limbah tekstil masyarakat dan menjadi depot untuk mensosialisasikan sistem daur ulang limbah tekstil.

Post a Comment for "Tentang Pable, startup pengolahan limbah tekstil dari Surabaya"