Ta2019, pertumbuhan Tren belanja online Di Indonesia dianggap lebih menjanjikan.Berdasarkan perkiraan pertumbuhan McKinsey Perdagangan elektronik Belanja online Indonesia meningkat delapan kali lipat dari US$8 miliar pada 2021 menjadi US$55 miliar pada 2021.
McKinsey juga memprediksi tingkat penetrasi belanja online Indonesia akan meningkat menjadi 83% dari seluruh pengguna internet. Ini merupakan peningkatan sekitar 9% dibandingkan dengan tingkat penetrasi belanja online di tahun 2021. Industri perdagangan. (Perdagangan elektronik) Di Indonesia pada tahun 2021, akan tumbuh lebih intensif.
Menurut Indra Yonathan, Country Head ShopBack Indonesia, industri perdagangan digital Indonesia di tahun 2021 akan semakin berwarna dari sebelumnya. Tahun ini, perusahaan e-commerce semakin gencar menghadirkan inovasi untuk menarik konsumen baru dan mempertahankan pelanggan lama.
“Potongan harga dan perang promosi lainnya akan terus mewarnai tren e-commerce di tahun 2021. Selain itu, game dengan aplikasi belanka online juga akan meningkatkan pengguna aktif e-day (DAU). Diharapkan akan semakin banyak bermunculan- platform niaga,” kata Indra dalam siaran pers yang diterima. Gizmology.ID
Ditambahkan oleh Jonathan, hukum pajak Perdagangan elektronik Dikeluarkan oleh Perbendaharaan melalui PMK-210 yang mulai berlaku 1 April lalu, masih menuai pro dan kontra bagi para pelaku e-commerce. “Tetapi jika peraturan ini disosialisasikan dengan baik dan diterapkan secara adil, tentu akan memperjelas laju industri e-commerce Indonesia,” tambahnya. Silakan baca juga: Tips belanja online untuk melindungi diri dari penipuan
Sementara itu, sebagai platform e-commerce aggregator, ShopBack juga melihat beberapa hal yang akan menjadi sorotan dunia digital commerce Indonesia di tahun 2021 ini:
1 Meningkatkan belanja online melalui perangkat seluler
Indonesia adalah sebuah negara Seluler dulu Lebih dari 94% orang yang terhubung mengakses Internet melalui perangkat smartphone mereka (data Google dan Temasek). Rata-rata, komunitas mereka menghabiskan empat jam untuk mengakses Internet melalui perangkat seluler. Faktanya, 68% pengguna yang terhubung ke Internet adalah pembeli online yang menggunakan perangkat seluler/smartphone mereka untuk menemukan produk yang mereka cari.
Aplikasi seluler, di sisi lain, menyumbang 75% dari volume pesanan online, berdasarkan data transaksi ShopBack. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat semakin bergantung pada perangkat mobile tidak hanya untuk media sosial, tetapi juga untuk melakukan transaksi online.
2 Perdagangan media sosial menurun
Media sosial juga menjadi tempat para pelaku usaha mikro mempromosikan dan menjual produknya kepada pengguna media sosial. Perdagangan media sosial akan terus muncul, tetapi akan lebih kecil lagi. Perlahan, pelaku UMKM yang berjualan di platform media sosial mulai merambah platform e-commerce.
“Tahun lalu nilai produk lokal yang dijual di Harbolnas sangat tinggi, dan usaha mikro optimis bisa mengembangkan bisnisnya dengan bergabung di platform e-commerce. , Anggaran pemasaran yang secara tidak langsung disediakan oleh platform e-commerce itulah sebabnya usaha mikro mulai mencoba bergabung dengan platform e-commerce,” ujar Yonathan.
3 Peningkatan logistik
Industri logistik Indonesia semakin membaik dari tahun ke tahun. Berdasarkan Indeks Kinerja Industri Logistik Bank Dunia 2021, Indonesia naik 17 peringkat menjadi 46 pada 2021. Peningkatan kinerja ini tidak terlepas dari pola perilaku belanja online Indonesia yang menuntut pengiriman cepat dan aman.
Tahun ini, para pelaku logistik akan terus berbenah untuk memberikan layanan yang unggul dengan memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan logistik masyarakat Indonesia. Faktanya, McKinsey memperkirakan bahwa pada tahun 2022, lebih dari 1,6 miliar paket akan dikirimkan setiap tahun dari sektor e-commerce.
Empat Jelajahi kota-kota selain Jawa
Dalam beberapa tahun terakhir, perdagangan digital masih terkonsentrasi di kota-kota besar di Jawa. Di tahun 2021, para pelaku e-commerce akan berkesempatan untuk menjelajahi kota-kota selain Pulau Jawa. Berdasarkan studi yang diterbitkan oleh Nielsen pada Desember 2021, transaksi belanja online non-Jawa meningkat sebesar 6% dibandingkan tahun sebelum pesta belanja online berlangsung.
Peluang ini juga dimanfaatkan oleh para pelaku e-commerce pemerintah untuk mengembangkan pelaku UMKM non-Jawa untuk memasuki bisnis online trading.
Lima Diinginkan untuk tidak bergantung pada metode pembayaran
Pertumbuhan pembayaran digital atau e-wallet pada tahun 2021 telah menunjukkan hasil yang positif, menjadikan sektor ini sebagai industri yang menjanjikan di Indonesia. Alhasil, di tahun 2021 ini akan banyak bermunculan perusahaan start-up yang bergerak di bidang pembayaran digital dan financial technology (fintech), khususnya akan bermunculan metode pembayaran yang mendukung belanja online di website. Perdagangan elektronik.
Namun, mengingat kenyamanan dan keamanan perdagangan, metode pembayaran agnostik lebih populer karena dapat digunakan oleh sumber pendanaan apa pun, merek perangkat seluler apa pun, pedagang mana pun.
6 Cashback favorit lainnya
Diskon dan cashback masih menjadi sarana promosi populer bagi masyarakat Indonesia. Ini diproyeksikan akan ditawarkan oleh banyak platform e-commerce pada tahun 2021. Uang kembali Untuk pengguna. Cashback nantinya tentunya akan masuk ke e-wallet yang bekerja dengan platform e-commerce.
Share :
Post a Comment
for "6 Tren Belanja Online Indonesia yang Wajib Diketahui Tahun 2021"
Post a Comment for "6 Tren Belanja Online Indonesia yang Wajib Diketahui Tahun 2021"