Desa Kemuning dan Pangandaran dalam pilot project Desa Pintar Nusantara
DDigitalisasi akan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi desa, mempercepat akses dan pelayanan publik, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal itu dilakukan Kementerian Pembangunan dan Migrasi Desa Tertinggal dengan meluncurkan Proyek Smart Village Nusantara di Desa Kemning, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Desa Kemuning merupakan salah satu pilot project Smart Village Nusantara. Desa lainnya adalah Pangandaran di Jawa Barat (Jabber). Pelaksanaan proyek ini didukung oleh Telkom Indonesia yang bersinergi dengan BUMN lain seperti LinkAja.
Dua desa tersebut dipilih setelah Telkom melakukan banyak riset dan analisis., Pemetaan sosial, Investigasi dan verifikasi. Selanjutnya, mempertimbangkan aspek aktor, aset, dan arena untuk menentukan desa yang tepat untuk menggunakan Smart Village Nusantara untuk pertama kalinya.
Baca juga: Paket Bundel Smartphone Samsung dan Telkomsel Dukung Semangat Bersekolah
Proyek Smart Village Nusantara
Smart Village Nusantara adalah tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, efisiensi dan kemudahan kerja dalam memberikan layanan berkelanjutan di desa. Selain itu juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan khususnya dalam hal tata pemerintahan, perdagangan dan pengelolaan sosial desa.
Berdasarkan informasi yang tertera di laman smartvilagenusantara.id, terdapat 1,6 juta UKM, koperasi, dan pelaku usaha yang berpotensi masuk ke ekonomi digital senilai Rp2.200 triliun.
Potensi kebutuhan e-commerce ini dapat meningkatkan pendapatan Anda hingga empat kali lipat. Di sisi lain, dari 74.957 desa, 13.577 desa belum terjangkau sinyal internet.
Proyek Smart Village Nusantara setidaknya menawarkan empat solusi: aspek tata kelola sosial, aspek tata kelola, aspek tata kelola perdagangan, dan aspek pendukung. Secara teknis, ada beberapa program pendukung untuk inkubasi ini.
Pertama, eWarga adalah layanan sistem data warga desa yang terintegrasi dengan layanan lain di Smart Village Nusantara. Keduanya adalah UCM, layanan akun yang dapat saling terhubung dan terintegrasi dengan layanan lainnya. Ketiga, dashboard desa yang menampilkan grafik dan data profil desa dan kecamatan yang mengimplementasikan Smart Village Nusantara. Keempat, eMonev, layanan monitoring dan evaluasi yang melaporkan perkembangan kegiatan kelembagaan. Kelima, sistem eLok mendigitalkan proses tiket dan tiket wisata di setiap destinasi wisata. Selain itu, portal utama, portal desa, e-learning.
Edi Witjara, Enterprise & Business Director Telkom, mengatakan Smart Village Nusantara merupakan dukungan Telkom kepada pemerintah membangun Indonesia dari potensi desa. Menurutnya, pengembangan desa pintar di Indonesia dapat membantu meningkatkan aktivitas desa dan produktivitas ekonomi.
“Melalui Smart Village Nusantara, Telkom hadir untuk mendukung pengembangan ekosistem desa digital untuk ekonomi desa yang berkelanjutan. Ke depan, masyarakat desa akan melakukan rekrutmen digital yang lebih baik dan diharapkan masyarakat terbiasa menggunakan teknologi digital untuk mendukung berbagai kegiatan,” kata Eddie dalam keterangan tertulis (1/10).
Perdagangan digital dengan QRIS
LinkAja kali ini turut serta memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan dalam berhubungan dengan warga Desa Chemnin. LinkAja dapat digunakan untuk mendanai aplikasi Simpeldesa, antara lain pembayaran berbagai invoice, pembayaran menggunakan QRIS di 74 merchant dan pasar tradisional Mbatok, serta pembayaran tiket masuk wisata Chemning Village.
Metode pembayaran yang digunakan di ekosistem desa Kemuning menggunakan teknologi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Hal ini memungkinkan warga Desa Chemning dan wisatawan untuk melakukan transaksi nontunai menggunakan berbagai penyedia pembayaran digital.
Pengunjung di bulan Oktober 2021 mendapatkan cashback yang menarik. Artinya 20% dari nilai nominal maksimum Rp 5.000 untuk tiket masuk desa wisata, pasar Mubatok, dan pembelian di 74 merchant lokal menggunakan LinkAja akan diuangkan kembali.
Presiden LinkAja Haryati Lawidjaja mengatakan pihaknya mengapresiasi inisiatif Telkom untuk memperkuat dan meningkatkan ekonomi desa yang berkelanjutan melalui upaya digital. “Kami berharap kemudahan menggunakan LinkAja menjadi pendorong bagi masyarakat di Desa Chemning untuk terbiasa bertransaksi nontunai yang sangat diperlukan di era pandemi saat ini,” ujarnya.
Saat ini Link Aja memiliki lebih dari 57.000.000 pengguna terdaftar, lebih dari 600.000 merchant lokal dan 280.000 merchant nasional di seluruh Indonesia, 134 moda transportasi, lebih dari 500 pasar tradisional, dan lebih dari 14.000 donasi digital Tersedia untuk mitra dan lebih dari 1.600 mitra donasi. Perdagangan elektronik.
Post a Comment for "Desa Kemuning dan Pangandaran dalam pilot project Desa Pintar Nusantara"