Pendapatan iklan berbasis video di Indonesia mencapai Rp 4,3 triliun pada tahun 2021
KKabar baik bagi perusahaan media. Menurut studi Statista, pendapatan dari iklan berbasis video Indonesia diproyeksikan mencapai US$308 juta atau Rp4,3 triliun pada 2021. Pada tahun 2022.
Selain itu, Statista memperkirakan pendapatan rata-rata per pengguna dari segmen iklan video adalah $2,74 per orang. Konsumsi konsumen Indonesia terhadap iklan berbasis video menunjukkan tren peningkatan lebih dari 300% pada tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, pengeluaran iklan video tumbuh lebih dari 700%.
Laporan Statista juga sejalan dengan temuan terbaru Nielsen. Laporan yang berjudul “Cross-Platform Report 2021” ini berfungsi untuk menghubungkan konsumen berusia 21-49 tahun dengan merek tersebut dalam bentuk panggilan telepon, kunjungan outlet, dan pembelian produk secara online setelah menonton iklan video.
Baca lagi: Inilah beberapa tantangan yang dihadapi industri periklanan video Indonesia.

Alhasil, perusahaan media di Tanah Air kini disebut-sebut memiliki peluang besar untuk menghasilkan pendapatan baru dari model bisnis ini. Pasar periklanan berbasis video berpotensi menjadi sumber pendapatan baru yang potensial bagi perusahaan media.
Salah satu pemain di bidang ini adalah uCast, platform jaringan dan monetisasi konten video global. uCast baru-baru ini bermitra dengan PT Mitra Media Integrasi (MIX Network). Menurut CEO uCast Rex Wong, Indonesia adalah pasar yang menjanjikan dan kemitraan dengan mitra lokal yang kuat seperti MIX Network adalah kunci dari strategi pertumbuhan global uCast.
“Tujuan kami adalah memberikan akses kepada pemilik konten Indonesia ke pasar global untuk akuisisi dan distribusi konten. Melalui platform kami, mereka mendapatkan konten video melalui iklan dan layanan berlangganan. Bisa saja,” kata Rexwon, CEO uCast.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa platform uCast mencakup semua komponen yang diperlukan, sehingga memudahkan dan efisien bagi perusahaan media untuk memberikan layanan video dari segi biaya. Komponen ini dimulai dengan infrastruktur, alat monetisasi video, sarana pertukaran konten untuk cakupan global, dan kemampuan untuk mengirimkan konten ke perangkat seluler.
Melalui platform uCast, penyedia konten Indonesia memiliki akses untuk mengirimkan konten ke lebih dari 1 miliar pemirsa di seluruh dunia, baik online maupun seluler. Di dalam uCast sendiri, terdapat lebih dari 100 saluran dalam berbagai kategori, mulai dari bisnis, musik, olahraga, hingga hiburan.
Rex Wong mengungkapkan bahwa platform uCast dibangun di atas teknologi Microsoft Azure. Teknologi ini memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi, skalabel secara global, dan berbasis data. uCast mengklaim bahwa salah satu keunggulan layanannya adalah sistem teknologi pengiriman konten yang dapat dinikmati masyarakat umum melalui teknologi seluler mulai dari 2G atau GPRS berbasis kecepatan 32kbps.
Selain itu, sistem monetisasi konten lengkap yang mendukung Advertising Video on Demand (AVOD), Subscription Video on Demand (SVOD), TV on Demand (TVOD), dan siaran online langsung secara bersamaan di beberapa layar. Fitur platform mencakup analitik waktu nyata, peringkat konten, dan kemampuan melanjutkan otomatis. Kemampuan monetisasi konten UCast, di sisi lain, adalah bentuk teknologi iklan video asli yang memungkinkan Anda untuk menyematkan pesan iklan dalam konten video Anda secara terintegrasi penuh.
Post a Comment for "Pendapatan iklan berbasis video di Indonesia mencapai Rp 4,3 triliun pada tahun 2021"