Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Qasir catat nilai transaksi Rp1,5 triliun di 2021

TaTahun 2021 merupakan pencapaian penting bagi Qasir. Pasalnya, startup yang berdiri pada 2015 ini berhasil mencatatkan pemasukan yang cukup besar yakni Rp 1,5 triliun pada tahun lalu. Angka ini dikatakan mencerminkan setidaknya 0,2% dari pergerakan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Tentu saja, ini hanya jumlah transaksi, bukan tingkat pengembalian yang didapat Qasir.

“Pencapaian ini sangat membanggakan bagi tim Qasir, dimana layanan kami digunakan oleh merchant-merchant kecil di lebih dari 500 kota di Indonesia. Kedepannya minimal akan menjadi 300.000 pengguna kami. Kami menargetkan lebih banyak merchant yang mendownload dan menggunakan aplikasinya,” kata Michael Williem, CEO Qasir.

Ia menjelaskan, Qasir fokus mengembangkan inovasi untuk usaha mikro di berbagai jenis usaha. Dimulai dengan bisnis pemilik toko kelontong, pemilik salon, dan nelayan. Menurut dia, terhambatnya perkembangan usaha UMKM seringkali disebabkan oleh tidak adanya pencatatan transaksi yang baik dari para pemilik usaha. Qasir berkomitmen menyasar segmen merchant untuk menikmati kemudahan pengelolaan keuangan dan sistem pembayaran digital.

Baca juga: Akuisisi saham di Mbiz, Investree bertujuan untuk meningkatkan pendanaan UKM di ekosistem e-procurement

Platform POS Qasir gratis untuk UMKM

Foto Kasir POSPlatform point-of-sale (POS) Qasir ditargetkan untuk UMKM yang sudah menjalankan bisnisnya dengan bantuan karyawannya. Ini karena pada tahap ini, pemberi kerja sudah membutuhkan kemampuan pemantauan. Dimulai dengan memantau catatan penjualan, mengelola produk, memantau persediaan, dan memantau aktivitas karyawan.

Salah satu keunggulannya adalah layanan yang diberikan oleh aplikasi Qasir tersedia secara gratis dan dapat digunakan selamanya secara gratis. Sementara itu, untuk beberapa fitur khusus yang lebih premium, Pengusaha (Pengguna) Anda hanya perlu membayar sesuai kebutuhan.

Penggunaan platform POS untuk bisnis UMKM diharapkan dapat mengurangi risiko human error dalam proses pengelolaan bisnis. Michael menambahkan, jika sebuah bisnis tidak memiliki neraca saldo atau catatan transaksi harian yang tepat, pemilik bisnis tidak akan dapat mengetahui status bisnis mereka. Tak terkecuali para pemilik usaha yang terlibat langsung dalam operasional bisnis sehari-hari, dan tanpa laporan yang jelas, dampaknya akan sangat besar.

Sementara itu, keberadaan toko kelontong dan warung tradisional kini semakin didorong oleh kehadiran peritel modern, seperti yang berbasis waralaba. Namun tidak dapat dipungkiri keberadaan microshop ini mendukung kebutuhan masyarakat sekitar terutama kota-kota sekunder dan tersier yang jauh dari perkotaan.

Warung masih menjadi andalan masyarakat di tengah toko modern yang besar. “Kami melihat masih ada kebutuhan masyarakat dari kalangan menengah ke bawah yang masih menjadi pelanggan warung makan tradisional, karena harga kebutuhan sehari-hari masih sangat terjangkau. Oleh karena itu, modal besar Kami menemukan ada celah yang Qasir bisa membantu pemilik toko bertahan di tengah persaingan dengan pemiliknya,” tambah Michael.

Kemungkinan usaha mikro

Melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, pemerintah menghimbau keterlibatan aktif pihak swasta dalam pencapaian lebih dari 8 juta usaha mikro digital pada tahun 2021. Ini termasuk pajak dan pembukuan.

Jadi, sebenarnya masih banyak peluang yang bisa digarap oleh penyedia platform POS seperti Kasir untuk membantu micro-merchant melalui teknologi di berbagai daerah di Indonesia.

Hal ini juga mendorong munculnya pemain POS. Menurut Michael, kehadiran banyak pelaku bisnis serupa Qasir menunjukkan suasana persaingan yang sehat dan kebutuhan sejati para pelaku UMKM.

“Persaingan dapat memotivasi Cassir untuk terus menciptakan inovasi-inovasi baru yang cocok untuk mendukung bisnis wirausaha, dan pemerintah untuk lebih meratakan penetrasi digital ke seluruh pelaku UMKM di Indonesia. Saya optimis dapat mendukung misi saya,” tutup Michael.

Post a Comment for "Qasir catat nilai transaksi Rp1,5 triliun di 2021"