Pabrik OPPO kembali ke produksi ponsel cerdas karena inventaris dikosongkan oleh CEIR
RAturan IMEI untuk membasmi ponsel BM (Black Market) yang mulai berlaku pada 18 April 2021 masih menimbulkan masalah hingga saat ini. Masalah teknis masih terus terjadi, terbukti dari belum siapnya mengembangkan sistem dengan tujuan yang baik. Akibatnya, proses implementasi tertunda beberapa bulan hingga pertengahan September 2021.
Prosesnya lancar setelah aplikasi. Saya tidak melakukan itu. Bahkan masalah baru muncul. Ternyata mesin CEIR (Central Equipment Identity Register) yang merupakan salah satu alat yang berfungsi sebagai instrumen manajemen IMEI sudah lengkap. Akibatnya banyak smartphone baru yang legal dari pabrikan, namun tidak berfungsi dengan baik karena tidak menampilkan sinyal operator.
Kabar bahwa mesin CEIR hampir penuh diproyeksikan akan mengancam pertumbuhan industri smartphone dalam negeri. Analis pasar IDC Dangerous Febrian memprediksi pengapalan ponsel Indonesia akan menurun pada kuartal IV-2020, seperti dilansir KompasTekno.
Pemerintah mengklaim bahwa mesin CEIR akan dipulihkan dan vendor akan dapat mendaftarkan nomor IMEI perangkat, tetapi Risky menilai solusi ini bersifat sementara. Karena kapasitasnya masih sangat terbatas. Solusi ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah dalam 1-2 bulan ke depan.
Selain itu, pengaruh drama CEIR mengganggu operasional produksi para pembuat smartphone. Baik merek lokal maupun global telah mengeluhkan masalah IMEI dan CEIR. Tidak terkecuali OPPO Indonesia, dengan penutupan pabrik dari akhir September hingga pertengahan Oktober 2021. Akibatnya, banyak seri smartphone OPPO di pasaran yang kehabisan stok. Kabar terbaru, hari ini OPPO kembali melanjutkan produksi perangkat.
Operasi pabrik OPPO dimulai
Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia, mengaku bersyukur pabrik OPPO bisa memproduksi perangkat tersebut kembali. “Akhirnya kita bisa menutup kekosongan inventaris yang ada dan melanjutkan program yang menarik, setidaknya sampai akhir tahun,” kata Aryo.
“OPPO Indonesia kini sudah bisa memproduksi kembali perangkat smartphone yang sebelumnya sempat tertekan. Sebenarnya masalah ini belum 100% teratasi, tapi setidaknya kita mulai kehabisan stok di pasaran. Kita bisa mengatasinya. Mohon maaf terutama kepada pelanggan setia kami jika terjadi kekurangan pasar,” bunyi pernyataan resmi OPPO Indonesia.
Dia menemukan bahwa permintaan untuk Reno4 dan Reno4 F sangat tinggi di beberapa daerah. Banyak dealer di wilayah tersebut telah menyatakan keprihatinannya karena persediaan mulai habis. Pasalnya peminat kedua ponsel tersebut sangat tinggi.
“Mengingat masih ada beberapa pengajuan IMEI baru yang belum disetujui saat ini, kami berharap pemerintah tetap konsisten pada jalur penyelesaian masalah IMEI dan CEIR tersebut,” imbuhnya.
Rencana pembukaan pabrik baru
Menghadapi masalah serupa seperti yang dialami industri smartphone akibat masalah CEIR, OPPO berencana melakukan investasi besar di Indonesia. Mereka berinvestasi dengan membuka kurang lebih 8.000 lapangan pekerjaan di kota Tangerang, mulai dari jenjang sekolah menengah atas (SMA) hingga sarjana (S1).
Pabrik OPPO saat ini di Mauk memiliki luas sekitar 2,7 hektar. Luas lahan ini saat ini menampung kurang lebih 1.000 hingga 2.000 karyawan pabrik. Walikota Tangerang Arief Wismansyah berpendapat, Oppo akan membutuhkan lebih banyak lahan jika OPPO menambah 8.000 pekerja. Namun, belum diketahui apakah Oppo akan memperluas pabrik yang ada, menambah pabrik baru di tempat lain, atau menutup pabrik lama untuk membangun dan merelokasi pabrik baru yang lebih besar.
Baca juga: Review OPPO Reno4 F: Menginap Stylish, Harga Lebih Murah
Post a Comment for "Pabrik OPPO kembali ke produksi ponsel cerdas karena inventaris dikosongkan oleh CEIR"