Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Belajar dari Teknologi Cepat China

CHina membuat kemajuan pesat dalam teknologi. Telah lama terkenal dengan penemuan-penemuan seperti pembuatan kertas, percetakan, kompas, dan bubuk mesiu (empat penemuan besar). Penemuan ini berkontribusi pada perkembangan ekonomi Asia Timur, Timur Tengah dan negara-negara Eropa lainnya.

Saat ini banyak inovasi teknologi yang diciptakan negeri tirai bambu ini seperti bangunan. Pembangkit listrik limbah Di Shenzhen.Sampai rencana peluncuran Chengdu Bulan buatan Anda dapat menerangi malam dan mengganti lampu jalan.

Seiring kemajuan teknologi, kita tidak boleh melewatkan kesempatan untuk mengunjungi negara tersebut dan melihat langsung teknologi yang diterapkan. Untungnya, saya berkesempatan mengunjungi China selama dua minggu dalam program Seeds For The Future bersama sembilan orang teman dari Indonesia.

Selama di sana, saya mendapatkan banyak pengetahuan baru, tetapi ada dua hal yang paling penting untuk dibahas di sini.

Pertama, saya melihat pengguna mobil listrik bepergian antara dua kota yang saya kunjungi, Beijing dan Shenzhen. Mobil listrik yang menarik perhatian saya adalah: bus listrik Dan Sepeda listrik.

Sepeda listrik Merupakan sepeda listrik yang biasa digunakan oleh masyarakat Tionghoa seperti sepeda motor di Indonesia. Kendaraan ini juga banyak digunakan dalam layanan pesan antar makanan secara online. Dengan kecepatan maksimal 25 km/jam, sepeda listrik ini tidak bisa digunakan oleh anak-anak seperti sepeda biasa. Sepeda listrik berusia 16 hingga 65 tahun.

Dan berbicara tentang bus listrik, ini adalah transportasi umum China. Tentu saja, sebagai negara berpenduduk terbesar di dunia, masyarakat membutuhkan lebih banyak moda transportasi, yang berbanding lurus dengan kemacetan jalan raya. Kehadiran transportasi umum, seperti bus listrik, mengurangi jumlah mobil pribadi dan mengurangi kemacetan lalu lintas.

Tidak hanya itu, bus listrik dan angkutan listrik pada umumnya memiliki dampak positif lain yaitu mengganti penggunaan bahan bakar bensin dengan sumber energi yang ramah lingkungan. Jika bus listrik ini diperkenalkan di Indonesia, tidak diragukan lagi akan berdampak positif bagi pengentasan kemacetan lalu lintas dan polusi udara.

Kedua mobil listrik tersebut sangat berguna untuk aktivitas warga. Teknologi ini tidak hanya berguna, tetapi juga memecahkan masalah lingkungan seperti polusi dan penggunaan bahan bakar. Kami berharap Indonesia dapat mewujudkan transportasi ramah lingkungan tersebut dalam waktu dekat.

Pelajari 5G

Huawei LabSelain jalan-jalan ke China dan mengamati perkembangan teknologi, saya juga berkesempatan belajar di pusat pelatihan Huawei Shenzhen Campus. Di sini Anda akan belajar tentang jaringan, kecerdasan buatan, komputasi awan, dan 5G. Standar komunikasi generasi kelima baru saja diumumkan di China pada awal November. Fokus kedua adalah pada teknologi 5G.

Kata 5G adalah kata yang sering kita dengar akhir-akhir ini. Namun sayang, Indonesia sendiri belum bisa merasakan teknologi 5G. 5G memiliki banyak keunggulan, termasuk kecepatan unduh dan unggah data yang jauh lebih cepat daripada 4G. Kecepatan 5G bisa mencapai 1 Gbps. Selain itu, 5G memiliki jangkauan komunikasi yang luas dan koneksi yang lebih stabil dibandingkan teknologi Internet saat ini. Keuntungan lain dari 5G adalah latency transfer data yang rendah (ultra-low latency).

Dengan teknologi 4G, penundaan transfer data bisa mencapai hingga 50 ms. Penundaan teknologi 5G sekitar 1 milidetik. Ini berarti 5G akan memainkan peran penting dalam sistem mobil self-driving di mana mobil berkomunikasi satu sama lain, membaca peta, dan membaca data lalu lintas waktu nyata. Penundaan minimum mengurangi gangguan pada kendaraan.

Teknologi 5G membuka peluang kendali jarak jauh dengan robot yang membutuhkan Internet berkecepatan tinggi dan latensi sangat rendah. 5G juga menyediakan akses mudah ke video beresolusi 8K. Ini dapat digunakan untuk tujuan pemantauan lalu lintas melalui CCTV atau drone. Gambar yang dihasilkan jernih, tajam, real-time, memungkinkan pihak berwenang untuk melihat kendaraan, kecepatan, orang, dan aktivitas kriminal yang terjadi sebagai bentuk keamanan. Sudah banyak CCTV di China, tapi tentunya 5G lebih optimal.

5G bukan lagi sekadar teori. Teman saya dan saya mengunjungi ruang pameran 5G Huawei di Shenzhen. Jadi saya memeriksa kecepatan unduh dan unggah 5G langsung di ponsel yang ditampilkan. Ada juga penyiar kecil yang bisa dimasukkan ke dalam tas. Peralatan penyiaran yang umumnya berat dan menggunakan kendaraan khusus telah disederhanakan agar mudah dibawa. Anda dapat dengan cepat mengirim video ke stasiun TV melalui jaringan 5G, sehingga Anda dapat menyiarkan tanpa penundaan. Melihat teknologi 5G di ruang pameran 5G Huawei adalah pengalaman yang sangat menarik bagi saya.

Ini adalah pengalaman dua minggu saya di China di bawah program Seeds For The Future. Dan, seperti yang diharapkan, mengunjungi negara ini telah mengajari saya banyak hal tentang teknologi. Saya berharap saya dan generasi muda lainnya dapat berkembang dan berinovasi di bidang teknis untuk memajukan Indonesia.

Post a Comment for "Belajar dari Teknologi Cepat China"