Pandemi Covid-19 akan menjadi momen transformasi pendidikan digital
PWabah Covid-19 yang merebak di berbagai negara, termasuk Indonesia, telah mengubah pola perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dunia pendidikan tidak terkecuali, dan sejak Maret tahun lalu hingga pergantian kelas, saya melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan pedoman pembelajaran tahun baru 2021/20201 melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri. Salah satu poin pedoman tersebut adalah pelarangan kegiatan belajar mengajar tatap muka di 94% wilayah Indonesia di zona merah, jingga, dan kuning. Anda hanya dapat belajar online di area ini.
Di sisi lain, tantangan dan kompleksitas yang tiba-tiba ini dipandang sebagai momentum untuk mendigitalkan sistem pendidikan.
Pembuat kebijakan yang dipaksa untuk mempromosikan sistem pendidikan baru 10 atau 20 tahun yang lalu mengalami kesulitan yang sama. Pada masa reformasi pendidikan, masih ada kendala karena infrastruktur dan teknologi sudah siap untuk dimasukkan.
Demikian dilaporkan pendiri Klas Pintar Fernando Uffie dalam talkshow online (25/6) tentang pendidikan di era New Normal. Menurutnya, pandemi COVID-19 bisa menjadi momen dunia pendidikan mempercepat proses transformasi menuju pendidikan berbasis teknologi.
“Transformasi dunia pendidikan bukan untuk menafikan peran pendidik dan sekolah, melainkan untuk memperkuat peran masing-masing pemangku kepentingan tersebut. Pembelajaran online atau pendidikan berbasis teknologi sebenarnya untuk siswa. Seharusnya dapat menjawab tantangan tersebut. peran guru, sekolah dan orang tua dalam proses pendidikan”.
Ia menambahkan, pembelajaran online juga harus mampu memberikan interaksi di antara mereka, dan pendidikan karakter perlu terus dilakukan meskipun dilakukan secara virtual. “Solusi pembelajaran online Idealnya, harus menjadi platform yang tidak hanya menjadi pusat literasi, tetapi juga sebagai pusat literasi. kompatibel dengan sistem pembelajaran sekolah, dan pembelajaran online benar-benar menjadi solusi karena sesuai dengan COVID 19 dan penggunaan selanjutnya. Bisa jadi,” tambah Uffie.
Baca juga: Smart Class Luncurkan Fungsi Sekolah, Solusi Edukasi Saat Pandemi
Tantangan Transformasi Pendidikan Digital
Sekolah yang terlibat langsung dalam mempersiapkan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19 tidak memungkiri banyak tantangan yang harus diatasi. Selain itu, ini juga pertama kalinya sistem pembelajaran online diperkenalkan sepenuhnya di Jepang.
Momon Sulaeman, Kepala SD dan PKLK Provinsi DKI Jakarta, mengatakan Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah memutuskan untuk belajar di rumah sejak pertengahan Maret lalu. Soal infrastruktur, DKI sudah oke, tapi banyak kendalanya. Tidak ada yang siap untuk sistem ini.
“Kami bekerja sama dengan beberapa layanan yang memungkinkan PBJJ untuk secara bertahap membentuk tim home learning dan menyiapkan konten harian untuk didistribusikan ke semua guru. Setidaknya apa adanya. Kami memiliki standar pembelajaran. Bahkan di lapangan, guru dapat memodifikasi itu sesuai dengan situasi saat ini,” kata Momon.
Ia menambahkan, beberapa kondisi lapangan memiliki akses internet yang mudah, sementara yang lain harus berjuang. Bahkan di tingkat unit SD, mereka sering tidak memiliki kedua perangkat ponsel, apalagi laptop. Beberapa orang memilikinya, tetapi karena orang tua mereka membawanya ke tempat kerja, mereka hanya dapat mengaksesnya setelah mereka kembali ke rumah. Beberapa orang tidak memilikinya sama sekali. Kalau dihitung-hitung ada ribuan orang yang tidak punya HP. Bayangkan jika mereka tidak dipromosikan.
“Jadi jangan dikira Jakarta serba modern. Di pelosok hal ini masih terjadi. Terima kasih telah memberikan materi pembelajaran untuk memajukan PBJJ. Penerbit memberikan donasi dan akhirnya disalurkan ke sekolah,” jelasnya.
Tidak mungkin untuk memprediksi berapa lama kondisi ini akan berlangsung. Semester baru 2021/2021 akan dimulai pada 13 Juli, dan saat ini kami sedang mempersiapkan skema untuk menyediakan konten untuk guru.
“Skenario lain dapat diakses secara bertahap. Misalnya, di tingkat pemula, setengah di rumah dan setengah di rumah. Kalaupun sekolah dibuka, itu dilakukan secara bertahap dan sambil menerapkan protokol medis. Itu dilakukan dengan berbagai standar, lalu waktu belajar berkurang. Kami sedang menyiapkan rencana, tapi tinggal bagaimana implementasinya,” kata Momon.
Sementara itu, perwakilan orang tua, Febriati Nadira, mengatakan selain masalah kedisiplinan, menjaga kualitas pendidikan ke depan juga menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, tidak semua orang tua memiliki alat dan pemahaman digital yang sama.
“Mungkin kita mendukung sarana dan prasarana di Jakarta, tapi belum tentu di tempat lain. Oleh karena itu, PR menggunakan sistem pembelajaran saat ini dan semua orang mendapatkan kualitas pendidikan yang sama. Tinggal bagaimana bisa melakukannya,” pungkas juru bicara perusahaan.
Post a Comment for "Pandemi Covid-19 akan menjadi momen transformasi pendidikan digital"