Suarise mendorong perangkat dan layanan digital ramah penyandang disabilitas people
KAkses yang sama terhadap informasi dan teknologi adalah hak asasi manusia, termasuk penyandang disabilitas dan penyandang disabilitas. Namun, menurut Suarise, aksesibilitas masih menjadi tantangan bagi penyandang disabilitas yang menggunakan teknologi sejak maraknya gadget menjadi pandemi yang membutuhkan adaptasi ke ranah digital.
Didirikan pada tahun 2021 oleh Rahma Utami dan rekan-rekannya, Suarise adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas, terutama mereka yang memiliki gangguan penglihatan. Mereka juga merupakan pendiri pertama dari gerakan Global Accessibility Awareness Day (GAAD) di Indonesia.
Kampanye untuk mengedukasi masyarakat bahwa aksesibilitas tidak hanya berlaku bagi penyandang disabilitas, termasuk penyandang disabilitas, tetapi juga penyandang disabilitas. Selain menekankan bahwa aksesibilitas tidak hanya menguntungkan penyandang disabilitas, tetapi juga memfasilitasi perkembangan teknologi dan kemajuan bisnis.
Kampanye Kesadaran Aksesibilitas Memorial GAAD berfokus pada akses digital dan inklusi sekitar 1 miliar penyandang disabilitas di seluruh dunia, dimana 3,5 juta dari 5 juta penyandang disabilitas di Indonesia mengalami gangguan penglihatan. .. Sebagai kelanjutan dari kampanye kesadaran aksesibilitas ini, Suarise secara rutin mengadakan sesi bersama tentang aksesibilitas dan relevansinya di berbagai bidang, termasuk pengoptimalan teknologi dan penulisan SEO, sejak Juli 2021.
Keterbatasan aksesibilitas dan teknologi

Suarise mendorong para pemangku kepentingan untuk mengakses semua perangkat digital, termasuk situs web, media sosial, dan aplikasi digital, serta mengenalkannya kepada penyandang disabilitas. Hal ini bertujuan untuk memberikan semua orang di masyarakat akses yang sama terhadap informasi. Dengan cara ini, Suarise secara tidak langsung mendukung terciptanya kesetaraan kesempatan agar penyandang disabilitas menjadi lebih mandiri dan memiliki taraf hidup yang lebih tinggi.
Sejauh ini, Suarise telah mengadakan tiga sesi berbagi #A11yID untuk membahas penerapan aksesibilitas digital dari berbagai pendekatan. Yang pertama, diadakan pada 1 Juli 2021, mengulas salah satu komponen paling menantang dari aspek teknis UX dan aksesibilitas: modals, dialogs, dan pop-up.
Berikut ini menjelaskan atribut tambahan yang disebut Flexible Rich Internet Application (ARIA). Keberadaan ARIA bertujuan untuk membuat alat bantu yang memungkinkan komponen-komponen dari berbagai elemen pada suatu halaman web untuk diterjemahkan dan diakses. Dalam diskusi pada 18 Juli 2021 ini, front-end engineer Satrio berbagi kesadaran tentang aksesibilitas terkait ARIA.
Ketiga, pada 6 Agustus 2021, kami mengundang Somia Customer Experience (Somia CX) untuk terlibat dalam dialog tentang aksesibilitas dan desain layanan di industri keuangan dan perbankan. Somia CX memiliki pengalaman yang luas dalam mengembangkan aplikasi perbankan. Pembahasan ini membahas berbagai aspek teknis dan non teknis serta hubungannya dengan pengalaman pengguna di bidang perbankan dan jasa keuangan. Layanan ini akan lebih akrab bagi para penyandang disabilitas, terutama mereka yang mengalami gangguan penglihatan atau tunanetra.
Untuk periode September yang akan berlangsung di channel YouTube Suarise pada 18 September, GITS Indonesia akan berbagi pengalamannya mengembangkan aplikasi di ponsel dalam menerapkan prinsip-prinsip aksesibilitas aplikasi.
Post a Comment for "Suarise mendorong perangkat dan layanan digital ramah penyandang disabilitas people"