Tantangan Transformasi Digital Pendidikan di Indonesia
sayaMenurut hasil penelitian Peringkat Kualitas Hidup dan Pendidikan 2021 Sebuah studi yang dilakukan oleh USNEWS.com bekerja sama dengan BAV Group dan Wharton School of the University of Pennsylvania menemukan bahwa negara-negara dengan peringkat pendidikan tinggi cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi.
Kanada, misalnya, menempati urutan ketiga dalam kualitas hidup di antara 73 negara yang disurvei sebagai negara dengan kualitas hidup tertinggi. Pendidikan di Indonesia sendiri berada pada peringkat ke-55. kualitas hidup Di peringkat 32.
Menurut Fernando Uffie, pendiri Kelas Pintar, kondisi pendidikan Indonesia menjadi tanggung jawab bersama. Misalnya, mengingat kompleksitas dunia pendidikan Indonesia, tidak sebanding dengan Singapura. Indonesia memiliki lebih dari 300.000 sekolah dan 50 juta siswa di lebih dari 17.000 pulau, menurut data yang tersedia.
“Di Indonesia, tidak heran akses pendidikan berkualitas masih dianggap ‘mahal’. Kesenjangannya masih lebar. Kesenjangan akses infrastruktur, tenaga kependidikan dan literasi masih menjadi kendala,” kata Uffie yang menjadi pembicara pada Seminar Nasional Edutech Trends 2021 (20/02) di Balai Kartini, Jakarta.
Untuk itulah kita perlu menghadirkan teknologi dalam dunia pendidikan, tambah Uffie.Mana contoh teknologinya?Memperkuat Ekosistem keuangan. “Bagaimana di ekosistem itu? tekfin Mengintegrasikan pengguna, Transportasi, retail, lembaga keuangan,” imbuhnya.
Silakan baca juga: Samsung membangun ruang kelas digital tingkat sekolah menengah
Pemanfaatan teknologi
Menurut Uffie, setidaknya ada empat elemen dalam dunia pendidikan yang kurang lebih serupa. Ada siswa, guru, sekolah dan orang tua.Dan solusinya edutech Anda harus dapat mengintegrasikan dan memperkuat ekosistem Anda.
Affi memaparkan beberapa hal tentang arah pengembangan pendidikan berbasis teknologi. Akses adalah sentuhan pertama teknologi dalam pendidikan. Hal ini membutuhkan kerjasama antara dunia pendidikan dan penyedia infrastruktur internet. Sedangkan untuk perangkat, smartphone menjadi perangkat akses utama. Oleh karena itu, solusi pendidikan dari yang terkait langsung dengan siswa, guru, dan sekolah hingga solusi administratif yang hakiki perlu disesuaikan dengan platform smartphone.
Kedua, adanya platform kolaboratif dimana semua model interaksi pemangku kepentingan di dunia pendidikan harus disikapi oleh platform pendidikan berbasis teknologi. Ini juga membahas pembelajaran campuran dengan teknologi pendukung seperti kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin.
Isi, Video pembelajaran Dan Realitas campuran Alat dan konten realitas virtual akan membantu siswa memiliki pengalaman yang lebih realistis dan akan menjadi tren dalam dunia pendidikan di masa depan. “Nantinya orang tua akan berhenti menanyakan nilai anaknya, tetapi akan menanyakan tentang analisis data dari siswanya agar bisa memprediksi, memprediksi, dan mencegah agar tidak gagal,” imbuhnya.
Uffie sendiri mendirikan startup teknologi pendidikan bernama SmartClass. Ini adalah penyedia solusi pembelajaran online dengan metode yang cerdas, personal dan terintegrasi. Sebuah solusi pendidikan berbasis teknologi, Smart Class dirancang untuk meningkatkan dan mensinergikan peran guru, sekolah dan orang tua dalam proses pembelajaran siswa melalui platform yang terintegrasi.

Masalah utama pendidikan of
Sementara itu, seorang profesor. Waras Kamdi, M.Pd, Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), mengatakan pada tahun 2045 masyarakat kita akan terbagi menjadi dua kelompok. Masyarakat terbuka adalah masyarakat yang merespons perubahan dan hidup dengan cara yang sangat inovatif.
Di sisi lain, beberapa komunitas tradisional tetap berpegang pada ikatan “dalam” seperti tradisi, agama, adat dan kepercayaan. “Dalam 30 tahun ke depan, Indonesia akan menjadi salah satu dari dua jenis masyarakat ini, dan misi pendidikan adalah menjaga hubungan antara masyarakat terbuka dan tradisi,” katanya.
Menurut Profesor Waras, pendidikan memiliki tiga isu utama. Pertama, anak yang lahir 25 tahun dari sekarang akan memasuki masa kerja. Dua puluh tahun kemudian, hari ini, anak-anak yang lulus akan menjadi pemimpin. Sekarang, pertanyaan pertama adalah lulusan seperti apa yang Anda tuju dalam 25 tahun ke depan.
Kedua, inovasi. Generasi ini memiliki karakteristik yang unik. Hidup dan pelajari hal-hal yang berbeda. Untuk itulah diperlukan inovasi pembelajaran. Ketiga, membutuhkan kekuatan infrastruktur pendidikan sebagai pilar utama. Fondasinya adalah komputasi awan, data besar, superappli, IoT, dan AI.
Ada beberapa tekanan pada kemampuan guru. Inspirasi bagi siswa, kolaborator, kolaborator, peran sebagai kolaborator. Memperhatikan modalitas belajar, merancang materi pembelajaran digital, mengalokasikan sumber belajar, dan mengelola motivasi belajar siswa.
Dr Gogot Suharwoto, Direktur Pusat Pendidikan, Kebudayaan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekom), menambahkan setidaknya ada empat tantangan pendidikan di Indonesia. Pertama, kesenjangan antara kebutuhan konten pembelajaran dan media bahan ajar guru (konten terbatas). Kedua, ada kesenjangan dalam kemampuan TIK guru. Ketiga, kesenjangan antargenerasi antara siswa, guru dan orang tua. Keempat, kesenjangan kondisi geografis.
Transformasi digital
Di era Revolusi 4.0, kita akan menjumpai banyak teknologi seperti komputasi awan, kecerdasan buatan, Internet of Things, 5G, digitalisasi, dan big data. Semua teknologi tersebut memiliki potensi dalam dunia pendidikan.
“Misalnya cloud computing digunakan dalam UNBK, laporan elektronik, dll. AI adalah kunci untuk layanan pembelajaran yang dipersonalisasi, sedangkan IoT mendukung pembelajaran kolaboratif dan kreatif di kelas. Intinya kita sudah menggunakan teknologi terbaru dalam pendidikan kita , “kata Gogot.
Beberapa transformasi digital yang digagas Kemendikbud antara lain akses (Afirmasi BOS, BOS Kinerja, BOS Reguler, bantuan mesin tik sekolah), kualitas dan relevansi (PembaTIK, MembaTIK), tata kelola (Dapodik, e-raport). program. ..
Gogot juga menyebutkan beberapa prinsip penggunaan TIK untuk pembelajaran. Dimana DDukungan dapat diberikan dengan menyediakan berbagai perangkat lunak CBT.dia Ia juga menyebut Rumah Belajar sebagai portal pembelajaran yang menyediakan materi dan perlengkapan pembelajaran untuk komunikasi dan interaksi antar komunitas.
“Targetnya bukan hanya untuk guru dan tenaga kependidikan saja, tapi juga siswa dan masyarakat luas. Rumah Belajar bisa diakses secara online dan offline. Dari PC, laptop, atau smartphone Android. Hadir di Rumah Belajar. Konten yang yang dimainkan bisa mulai dari video, audio, kuis, kong hingga kolaborasi,” pungkasnya.
Post a Comment for "Tantangan Transformasi Digital Pendidikan di Indonesia"